Tuesday, June 24, 2014

Mari Bertani di Kota

Mari Bertani di Kota
Mari bertani di kota? Yakin? Bagaimana caranya? Sebagian orang pasti bertanya-tanya. Bertani identic dengan lahan yang hijau, luas, orang-orangan sawah, kerbau dan berada di desa. Bahkan petanipun identic dengan “caping”, yaitu topi berbentuk kerucut yang terbuat dari bamboo. Sepertinya hal yang sangat mustahil bila bertani di kota.
Kota tentulah berbeda jauh dengan desa. Hidup di perkotaan umumnya identic dengan modern. Bangunan-bangunan tinggi pencakar langit, padat, sehingga tidak memungkinkan untuk bertani. Orang-orang yang hidup di perkotaan lebih sibuk di dalam ruangan daripada di luar ruangan. Kelihatannya masyarakat kota tidak perduli atau tidak ada waktu untuk bertani.
Zaman semakin berkembang; teknologi semakin berkembang, dan sumber daya manusia juga berkembang. Kini kita bisa bertani di kota. Bahkan bukan menjadi pekerjaan utama, bisa di bilang pekerjaan “iseng-iseng” yang sangat bermanfaat. Beberapa cara yang dapat di lakukan adalah dengan bertani di dalam pot, kemudian potnya bisa di taruh di atap rumah, sehingga tidak memerlukan lahan tambahan. Cara lain yaitu kebun vertical atau bertani di dalam pot atau botol plastic bekas minuman yang di tempelkan di dinding, lagi-lagi tidak memerlukan lahan tambahan. Hanya memafaatkan apa yang ada. Cara lain yaitu hydroponic.
Hydroponic adalah cara bertani dengan menggunakan media air yang penuh nutrisi. Sehingga tidak memerlukan tanah dan atau lahan yang luas. Metode ini sudah banyak di lakukan di negara-negara maju, mengingat keterbatasan lahan yang mereka punya. Di Indonesia masih jarang yang menerapkan metode hydroponic di sekolah atau rumahnya masing-masing. Tetapi frequesinya meningkat. Bisa di simpulkan masyarakat Indonesia mempunyai kesadaran akan pentingnya bertani. Paling tidak untuk dirinya sendiri. Bertani di rumah bisa menjadi mainan sehari-hari atau refreshing menghilangkan stress.
Cara berhydroponic juga terbilang mudah. Caranya ialah menggunakan botol plastik bekas minuman, bisa juga menggunakan pipa, lalu di masukan air nutrisi dan benih/ bibit tanaman. Air nutrisi adalah air yang sudah di beri beberapa nutrisi pupuk-pupukan, yaitu pupuk urea, pupuk KCL, pupuk NPK, dan pupuk daun Gandasil, yang dapat dibeli toko tanaman. kemudian di taruh di tempat yang tidak terkena hujan tetapi masih dapat cahaya matahari.
Inilah gambar dari 3 cara bertani di kota:
 

Bertani di atap rumah



kebun vertical



hydroponic


(sumber gambar: google)

Keuntungan bertani di rumah ialah hasilnya bisa untuk di konsumsi sendiri. Bertani di rumah tidak perlu menggunakan pestisida, karena hama hanya ada di daerah pertanahan. Jadi bisa di bilang tanaman organic. Lebih sehat ketimbang yang ada di desa karena menggunakan pestisida. Ada banyak yang menjual tanaman organic di pasar swalayan, tetapi harganya tentu lebih mahal. Kalau bisa didapatkan secara gratis, mengapa tidak? Mari bertani di kota! Jadikan hidup lebih sehat.

No comments:

Post a Comment