Wednesday, November 19, 2014

Plastik Sang Pembunuh Laut

Plastic memang bahan yang sangat tepat untuk dijadikan berbagai kebutuhan sehari-hari. Seperti kantung untuk belanja, membungkus makanan atau barang, untuk botol minum, perabotan rumah tangga dan masih banyak lagi. Plastic jadi pilihan masyarakat karena mudah di temukan, harganya murah, anti air, dan praktis.

Tetapi taukah kamu bahwa plastic sangatlah berbahaya? Kandungan zat kimia yang sangat bahaya ialah Bisphenol A atau BPA dan Phthlathes, jika senyawa ini masuk ke dalam tubuh mahluk hidup, maka kedua zat kimia tersebut bersifat perusak system endokrin atau bersifat polutan dalam tubuh. Keduanya menyebabkan kerusakan fungsi endokrin seperti gangguan reseptor endokrin, gangguan sintesis hormone, gangguan pelepasan, penyimpanan dan transport hormone, gangguan metabolism hormone, serta gangguan aktivasi hormone.

Sepertinya masyarakat belum begitu mengerti akan bahaya penggunaan plastic. Sehingga sampai saat inipun masyarakat masih gemar menggunakan plastic sebagai kebutuhan sehari-harinya. Plastic susah terurai. Harus menunggu minimal 100 tahun untuk dapat terurai. Sampah plastic sudah sangat menggunung. Celakanya tidak hanya di darat, di laut juga. Bahkan ada “gunung sampah” di laut yang bernama Great Pacific Garbage Patch yang terletak di North Pacific Ocean, Samudera Pasifik. Pulau sampah ini terbentuk akibat pertemuan arus laut sehingga sampah plastik seluruh dunia terakumulasi dan membentuk pulau sampah. Pulau sampah ini terdiri dari 80% bahan plastik dengan total 3,5 juta ton sampah plastik. Pulau sampah ini berukuran melebihi ukuran negeri Texas di Amerika Serikat. Jumlah plastik mencapai 6 kali lipat dibanding jumlah plankton yang hidup disana.
 sampah plastik yang sulit terurai ini lama-lama terpecah menjadi serpihan kecil yang bisa dikira makanan sehingga dimakan oleh makhluk laut seperti ikan, lumba-lumba, anjing laut ataupun penyu. Banyak berita tersebar di internet yang memperlihatkan lambung paus abu-abu penuh dengan kantong dan lembaran plastik, kura-kura laut yang terjebak dalam lilitan jaring, dan induk burung yang memberi makan anak-anaknya dengan plastik.Lumba-lumba banyak yang terjerat tali plastik atau tidak sengaja menelan botol plastik. Para nelayan juga banyak yang menebar jaring plastik di laut. Jaring-jaring itu membuat banyak singa laut tersangkut saat berenang. Jika sudah tersangkut, biasanya singa laut akan sulit untuk bernafas, lalu kemudian akan mati jika tidak cepat diselamatkan.
Sampah plastic ini pada akhirnya akan berpengaruh pada siklus rantai makanan di laut.plankton dan zooplankton seperti ubur-ubur tidak dapat berkembang biak dengan baik, sehingga akan berpengaruh terhadap persediaan makanan bagi ikan-ikan. Begitu pula halnya dengan tanaman “unggulan” mangrove. Sampah-sampah plastic yang melilit akar sebagai alat pernafasan mangrove, pertumbuhan mangrove akan terganggu.

Sampah yang berada di laut berasal dari masyarakat yang tidak bertanggung jawab membuang sampah tidak pada tempatnya, terbawa angin, terbawa arus. Maka dari itu, mulai sekarang yuk kita sadar diri masing-masing. Dengan membatasi penggunaan plastic dan tidak membuang sampah pada tempatnya. Cintai lingkungan, maka lingkungan akan menyelamatkanmu

No comments:

Post a Comment