Wednesday, November 19, 2014

Daur Ulag Sampah Teknologi

Zaman semakin berkembang. Produksi teknologi semakin bertambah. Lalu mau di kemanakan bila barang-barang teknologi sudah tidak terpakai? Akankah menjadi sampah di rumah Anda? Di diamkan begitu saja?

Sama seperti halnya dengan sampah yang lain. Sampah teknologi juga bisa di daur ulang. Tidak hanya sampah kain atau plastic yang di daur ulang. Mungkin terdengar asing, tetapi salah satu mahasiswa Universitas Jendral Soedirman menjadikan hal tersebut sebagai peluang usaha.
Alat yang Ia  buat dengan sampah barang teknologi ialah sensor arus. Alat ini untuk di jual ke kampus Jurusan Perikanan dan Kelautan sebagai bahan ajar praktikum. Alat-alatnya menggunakan LCD hp, motherboard, kipas power supply, led indicator, clock, IC, MMC card, header baris, connector listrik dan semuanya adalah barang bekas. Jika di total harganya Rp. 300.000 tetapi bila beli baru bisa mencapai Rp. 500.000. harga jual ke kampus 1 juta, harga jual ke luar kampus 1 setengah juta. Sangat menguntunngkan bukan?

Tidak hanya sensor arus alat yang bisa di produksi dengan sampah elektronik. Contoh lain yang Ia jelaskan ialah lampu jalan yang biasa dipakai restoran atau lampu merah. Harga jualnya 3-4 juta padahal dengan modal Rp. 0. Bahannya dengan menggunakan lampu led indicator bekas di sepatu anak-anak, yang jika di injak bisa menyala. Mainan anak-anak juga bisa di hasilkan dengan sampah barang teknologi, salah satu contohnya ialah mobil-mobilan. Dynamo yang di pakai bisa menggunakan bekas printer. Di bandingkan dynamo Tamiya, lebih bagus bekas printer. Sensor gerak yang ada di printer dinamakan optocopuler. Kecepatannya mengalahkan dynamo Tamiya. Bila ingin ada suaranya juga bisa, menggunakan speaker computer. Alat lain yang  Ia jelaskan ialah kompas elektronik. Penunjuk arah berukuran genggaman tangan bisa di buat dengan sampah barang elektronik.

banyak sampah barang elektronik yang bisa di manfaatkan. Contohnya lampu neon bisa di gunakan sebagai trafo. Lampu led bekas jam tangan bisa di gunakan sebagai lampu tulis jalan juga. Kabel bekas yang terlihat tidak ada gunanaya, ternyata masih bisa dii gunakan dengan modifikasi. Tombol on-off bekas saklar atau barang rumah tangga bila sudah rusak, masih bisa di manfaatkan. Stop kontak tidak terpakai masih  bisa di jadikan kapasitor yang berfungsi untuk menstabilkan arus berlebih.

Dali mengeksperimenkan alat-alat tersebut di labnya sendiri. Untuk menyulap sampah bekas elektronik Dali menggunakan waktu sore sampai malam hari, karena jam tersebut dirasa lebih nyaman, selain itu pagi sampai siang Ia kuliah.
Alasannya mendaur ulang sampah elektronik karena peluang sangat besar, untuk wirausaha yang hampir tidak ada saingannya. Hasilnya juga menggiurkkan. Bahan-bahannya juga murah dan mudah di dapat. Menjadikan barang ronsok bernilai harganya. Alasan lainnya ialah menyelamatkan bumi, karena sampah elektronik pada akhirnya akan menjadi zat cair yang akan di buang ke laut oleh pabrik.

(sensor arus)



No comments:

Post a Comment