Selasa, 13 Desember 2016. 21:36. Aku baru pulang ke
kosan dari pagi. Hari ini aku ikut bahagia, melihat kakak-kakaku wisuda. Seakan
aku bisa merasakan kebahagiaan mereka. Walaupun gerimis, desak-desakan,
berisik, pusing melihat orang banyak, tapi aku bahagia. Ditambah malam ini,
pacarku dengan tumben mau diajak ketemu. Walaupun sekedar makan ramen 1 jam aja
rasanya capek ilang. Kayak di charge lagi kebahagiaannya haha
Setelah melihat foto-foto wisuda tadi siang, gatau
kenapa air mataku turun. Bukan karena bahagia, tapi aku sedih. Bisa nggak ya
aku sebahagia mereka, wisuda tepat waktu. Bersama teman-teman seangkatan. Masuk
bareng, keluarnya juga bareng.
Pacarku memang sering membuatku terluka. Tapi hal
itu tidak lebih sedih dari memikirkan kehidupanku. Dalam waktu dekat tentang “kapan
lulus?” dan dalam waktu panjang “mau jadi apa?”
Aku mendapat cobaan dari Allah yang seharusnya aku
syukuri. Allah memberiku cobaan yang aku tau, nantinya akan berguna. Ada jawaban
dibalik ini semua. Aku selalu iri dengan teman-temanku yang mendapat dosen PA
(pembimbing akademik) yang baik hati. Aku selalu iri dengan kehidupan kuliah
mereka. Aku selalu merasa bersalah “apa dosaku ya? Kok bisa-bisanya aku dapat
dosen PA yang............. begitu deh ya pokoknya. Pasti kamu tau bentuk
dosennya kayak apa, sampai-sampai aku iri dengan teman-temanku yang lain.
Aku tau, ini salahku. Aku Kpnya ngulang, salahku. Aku
lulusnya nanti gak tepat waktu, salahku. Bahkan aku ada disini juga salahku. Aku
tidak menyalahkan siapa-siapa. Aku orang yang menjalankan kehidupanku. Aku peran
utama. Yang lain pemeran pendukung. Keluarga, teman, pacar, dosen, mereka
berpengaruh di skenario cerita hidupku, tapi mereka hanya pendukung. Yang membuat
cerita tetap aku. Aku yang mengendalikan dan bertanggung jawab penuh atas
kehidupanku. Permasalahannya adalah, aku membuat cerita hidupku bukan yang aku
inginkan. Kondisinya adalah, aku menjalani ketidakbahagiaan penuh atas hidupku.
Solusinya adalah, aku harus merubah cerita kehidupanku.
Bahagia bisa datang dari mana aja. Punya pacar baik,
teman baik, ibu kos baik, dosen PA baik, itu bisa membuat aku bahagia. Hmmm untuk
“dosen PA”baik kita doakan saja yah semoga benar dosen PA Rara baik secepat
mungkin, aamiin Ya Rabb. Tapi, aku tetap merasa gak bahagia sepenuhnya. Aku masih
suka iri sama kehidupan teman-temanku di Jakarta. Kuliah di tempat bagus,
meskipun swasta. Kayaknya hidup mereka enak aja gitu. Ya gatau sih sebenernya mereka
gimana. Aku hanya tau dari sebuah sosmed dan cerita.
Berprasangka iri hati terhadap orang lain sangat
dibenci Allah. Means that kita gak bersyukur atas apa yang kita punya saat ini.
Penyakit hati yang sangat-sangat berbahaya. Gak ada penyakit yang lebih bahaya
dari penyakit hati. Maksudnya bukan hepatitis, lebih parah dari hepatitis
apapun. Tentang perasaan iri, dengki, dendam dan semacamnya.
Aku sudah mulai belajar ikhlas menjalani apa yang
Allah kasih ke aku. Aku ikhlas kalau memang pacarku bahagia bukan denganku. Aku
ikhlas lulus tidak tepat waktu. Aku ikhlas dicaci maki dosen PA. Aku ikhlas
di-bad-mouthing about me dari orang lain, bahkan temanku sendiri. Semoga beneran
ikhlas ya. Namanya ikhlas seperti surat al-ikhlas. Gak ada kata ikhlas sama
sekali di dalamnya. Tapi diamalkan perbuatan ikhlasnya. Insha Allah. Aamiin.
Aku iri sama kehidupan orang lain, ada gak ya yang
iri sama hidupku? Aku sempet mikir gitu. Apa iya orang yang suka iri sama kehidupan
orang lain Cuma aku? Yang masih belum bersyukur sama kehidupannya sendiri Cuma aku?
Ya Allah maafin Rara ya Allah. Aku sadar bahwa hidup nggak akan ada bahagianya
kalau gak bersyukur. Tapi susah ya Allah maafin Rara L
Pengen banget lulus Desember 2017. Pengeeeeeennnnn banget
wisuda bareng temen-temen seangkatan. Pengen beasiswa ke Korea. Pengen jadi
Istrinya Ka Hilmy. Gausah kerja hahaha Ka Hilmy kan nanti orang sukses, aku
juga hehehe aamiin. Tapi usaha dulu ya L apalah arti kepengen tanpa usaha L doa doa doa doa daaaaaaan usaha!
Kadang tuh aku suka heran sama diri aku sendiri. Misal,
aku udah tau kalo selalu takut sama dosen PA ga akan kelar-kelar kuliahnya. Tapi
tetep aja selalu takut. Terus aku udah tau kalo belanja yang gak penting Cuma buang-buang
uang. Tapi aku suka aja belanja yang gak penting. Terus lagi, aku tau pacar aku
selalu nyuekin aku, emang anaknya begitu, sibuk banget ampe digantungin 2
semester ga ada kabar. Tapi tetep aja galau kalo dicuekin. Fells like.... ya
Allah Raaa udah tau begitu kenapa masih begitu! Kesel sendiri sama diri
sendiri. Kesel banget! Kapan mau berubahhhhh?!?!?!?!? Sadar sih udah, tapi
berubahnya itu loh. Susah banget.
Yaudahlah ya. Bismilah Rara pasti bisa!!
From: Rara
To: Rara
Rara kamu pasti jadi strong sucssed woman, Rara. Kamu
bakalan jadi istri dan ibu yang hebat. Kamu bakalan jadi anak yang
membanggakan. Kamu bakalan lulus di waktu yang tepat. Rara harus bahagia! Gak boleh
sedih terus, gak boleh kesel terus, Rara pasti bahagia! Semnagat Rara!! Taklukan
dosen PAmu. Jangan takut terus Rara, dia manusia biasa. Harimau aja yang
kanibal bisa dijinakan oleh pawang. Masa dosen PA yang sesama manusia kayak
kamu gabisa kamu jinakan sih! Pasti bisa lah Raaaaaa. Lagian selepas kuliah
juga udahan kan berurusan sama beliaunya. Ngapain di ribet-ribetin! Makanya cepet
lulus Raaa biar cepet selesai urusan kamu sama beliau. Biar ga ketemu lagi
sepanjang hidup hahaha ASTAGFIRULLAHAZIM RARA GA BOLEH BEGITUUUUUUU!!!!! BELIAU
BAIK KOK. BELIAU JAHAT KARENA SAYANG SAMA KAMU. TAPI KAMUNYA AJA YANG SUKA
BAPER DIMASUKIN HATI MULU. BELIAU MAU RARA JADI YANG TERBAIK. RARA HARUS SAYANG
BELIAU RARAAAA LLLL
Hmmm oke. It’s weird. Gue ngomong buat diri gue
sendiri. Yaudahlah ya udahan aja ngeblognya. Udah gak nangis lagi. Pengen bobo
ah. Cepek belum istirahat. Kangen Ka Hilmy juga pengen line linenan sama doi L wkwkwk dibales nggak ya? Semoga saja
Papay<3
No comments:
Post a Comment